Suatu hari aku membuka aku
facebookku, aku merasa kangen dengan facebook karena memang sudah lama tidak
membuka akun jejaring social itu. Namaku Aulia Dinda Anizza, aku biasa
dipanggil Dinda. Di dunia maya aku dikenal dengan nama Aulia. Aku punya
beberapa akun didunia maya seperti facebook, twiter, blogger dan beberapa akun
lain. Yang paling sering kubuka adalah facebook dan blogger. Aku suka
berkeliling dunia maya, aku punya banyak teman di dunia maya. Tapi aku seperti
dalam dunia imajinasiku saja. Aku tak pernah keluar rumah, apalagi bermain
dengan anak sebayaku. Aku lebih suka berlama-lama menatap layar laptop atau
handphone untuk terus online.
Aku sekolah disekolah elit
di pusat kota. Aku anak yang pandai, pintar semua pelajaran terutama yang
berkaitan dengan teknologi. Disekolah aku mempunyai sahabat bernama Rizza. Dia
selalu mendukung segala keputusanku. Termasuk menolak kebijakan ketrampilan
menjahit dan memasak untuk siswi putri dan ketrampilan elektro untuk siswa
putra. Aku tak bisa menjahit apalagi memasak, makanya aku lebih memilih
ketrampilan elektro begitu juga Rizza.
Hari ini aku senang sekali
karena hari ini hari minggu, aku bisa
main. Papa dan mama akan pergi hari ini. Aku semakin bebas dari aturan dan
pergi main dengan Rizza. Asyiikk….
“Hari ini aku akan ke mall
dan main game sepuasnya. Mama dan papa akan pergi lama jadi aku bebas….”
Aku menelfon Rizza, aku
akan mengajaknya pergi ke mall hari ini, tapi kata Rizza hari ini dia harus
pergi ke rumah neneknya, neneknya sedang sakit. “Duh..gimana ya? Trus hari ini
aku main sama siapa?”
Dengan kesal aku menendang
meja yang diletakkan vas bunga kesayangan mama yang terletak didekat meja
telepon. Dan vas bunga itu pecah berantakan.
“Ya ampun non Putri ada apa
ini? Kok vas bunganya pecah?”
“E..anu mbok tadi aku yang
mecahin tapi nggak sengaja, em..mbok jangan bilang ke mama ya kalau vas bunga
ini pecah yang mecahin aku”
“tapi non kalau ndoro sepuh
tanya siapa yang mecahin saya harus jawab apa non?”
“bilang aja kucing atau
apalah yang sekiranya meyakinkan , tapi jangan bilang aku yang mecahin ya? Aku
takut mama marah sama aku dan penyakitnya kambuh lagi”
“Iya non”
“duh mbok hari ini aku
kesepian, mama dan papa pergi keluar kota”
“la non, biasanya non Dinda
suka kalau ditinggal ndoro kakung dan ndoro putri”
“iya, tapi dirumah jadi
nggak ada aktifitas”
“kenapa ndak main sama non
Rizza saja?”
“Dini kerumah neneknya, dia
nggak bisa nemenin aku”
“kan non bisa jalan-jalan?”
“kemana?”
“kedunia maya mungkin?”
“ah, mbok suka sok tau
deh…”
“hehe…maaf non”
“iya nggak papa mbok”
“ya sudah mbok mau
lanjutkan pekerjaan mbok dulu ya non”
“iya”
“Hm…sepertinya ide si mbok
bagus juga” gumamku dalam hati.
Aku langsung masuk kamar
dan menutup pintunya, aku membuka akun social yang aku punya yaitu facebook dan
bermain didalamnya. Ternyata asyik juga.
Tapi tak lama kemudian ada
seseorang mengajakku berbicara di obrolan facebook. Dia bernama Farida. Dia
bertanya nama dan alamat, akhirnya kami saling kenal meskipun hanya sekedar
nama dan wajah. Semua itu tidak aku tanggapi lebih, aku menganggap biasa saja,
karena memang sudah sering mendapat yang seperti itu dan aku cuek pada mereka. Berbeda dengan
Farida dia ingin tau banyak hal tentang aku. Dia sering menyukai dan mengomentari
statusku. Dia seperti sangat penasaran denganku.
Aku juga jadi penasaran dengan dia. Walaupun
aku tak suka mengomentari statusnya ataupun sekedar menyukai statusnya, tapi
aku sering membuka tentang profilnya dan beberapa koleksi foto-fotonya di
facebook.
Dalam foto-fotonya, aku menilai
dia adalah anak yang periang dan aktif dalam kegiatan sekolah. Dia termasuk
anak yang menyenangkan. Anehnya dari semua foto-fotonya, wajahnya lumayan mirip
denganku. Hanya saja dia memiliki dua lesung pipit dan aku hanya memiliki satu.
Seperti anak kembar, tapi bukan anak kembar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar